Minggu, 11 Mei 2014

Let go

 
Ketika wanita menangis, itu bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya, melainkan justru berarti dia sedang mengeluarkan senjata terakhirnya.
 
Ketika wanita menangis, itu bukan berarti dia tidak berusaha menahannya, melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya.
 
Ketika wanita menangis, itu bukan karena dia ingin terlihat lemah, melainkan karena dia sudah tidak sanggup berpura-pura kuat.

Namamu

nama itu menyeruak dalam benaknya,
menghadirkan lintasan memori tentang tawa, bahagia, luka
hingga akhirnya segala sesuatunya hilang begitu saja


Kamu!

 Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta.
Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja.
Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar.
Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan atau hujan

(Rectoverso - Dee)


Sebenarnya.. Sebenar.. Se...

Sebenarnya, apakah itu perasaan? Keinginan? Rasa memiliki? Rasa sakit, gelisah, sesak, tidak bisa tidur, kerinduan, kebencian? Bukankah dengan berlalunya waktu, semuanya seperti gelas kosong yang berdebu, begitu-begitu saja, tidak istimewa. Malah lucu serta gemas saat dikenang.

Sebenarnya, apakah pengorbanan memiliki harga dan batasan? Atau priceless, tidak terbeli dengan uang, karena kita lakukan hanya untuk sesuatu yang amat spesial di waktu yang juga spesial? Atau boleh jadi gratis, karena kita lakukan saja. dan selalu menyenangkan untuk dilakukan berkali-kali.

Sebenarnya, apakah itu arti 'kesempatan'? Apakah itu makna 'keputusan'? Bagaimana mungkin kita teradang menyesal karena sebuah 'keputusan' atau sepucuk 'kesempatan'?

Sebenarnya, siapakah yang selalu pantas kira sayangi?

NO ONE CAN TAKE MY LIFE BUT ME!!!

Kamu harus terjun dan jadi basah untuk tahu air,
bukan hanya menonton di pinggiran dan berharap untuk kecipratan!

Rasa itu...

Perasaan itu hilang entah kemana. Perasaan itu memudar. Aku tak melakukan apapun. Berusaha - membenci pun tidak. Aku hanya menunggu, memaklumi dan bersabar. Bukannya munafik, aku pernah berusaha melupakanmu - rasa itu. Tapi tak bisa.

Dan ternyata dengan seiring berjalannya waktu, rasa itu hilang. Mungkin rasa itu terlalu lelah, terlalu sering diabaikan, olehmu.

Harus senang atau sedih pun aku tak tahu. Yang terpenting aku lega -tak cemburu pada siapa pun atau dicemburui oleh siapa pun- lagi.

"Bahwa kehilangan memang selalu berkawan dengan kehidupan, tapi kehilangan selalu datang berhubungan dengan sesuatu yang baru"


The girl

who laughs and talks a lot

and seems very happy,

is also the girl

who may cry herself to sleep

Rabu, 23 April 2014

this day that guy


"Apa kabar sepanjang kita nggak ketemu?" aku sedikit meremang ketika pria di sebelahku ini menggunakan kata 'kita'.

"Baik," tapi, mungkin, nggak sebaik waktu dulu atau mungkin lebih baik? "Kamu?" tanyaku balik.

"Nggak lebih baik sampai detik ini."

"Good."

Aku merindukan pria di sebelahku ini.

Ya, aku sangat merindukan pria ini. Sangat. Merindukan.

Namun, bagaimana caranya untuk aku bisa mengatakannya?



Senin, 31 Maret 2014


"Karena ada sesuatu yang bisa kau lihat dalam gelap dan tak bisa kau lihat dalam terang."

AKU


Aku dan setiap sesal

Aku untuk sepucuk surat

Aku kepada senyum yang tengah hancur

Aku dari kegelapan

Aku atau yang telah mati

Aku bersama yang tak tersentuh

Aku di ambang reinkarnasi

Aku
"Maybe something will happen that can never be undone. That's what you're afraid of, right? But you need to accept what's going on right now. Is it hard? Well, of course it is going to be hard. Unless you are planning to live the rest of your life like this, you'll just have to deal with it. You don't like being alone, don't you?"


"Menjadikan diri sendiri sebagai korban kemudian berlagak menjadi orang paling menderita di dunia ini kan memang pekerjaan paling menyenangkan bukan?"

Moody


Banyak orang yang denial terhadap keberadaan dirinya sendiri.

Kamu boleh bilang "Saya optimis, saya ini.. syalalala~" tapi ketika kamu terjatuh hingga pada sebuah titik, kamu akan tahu seberapa mudahnya setan membujuk kamu untuk bunuh diri.

Apapun yang kamu lakukan, apapun yang terjadi sama kamu, darimana pun kamu berasal, tidak ada alasan bagi kamu untuk rendah diri.

Saya tidak terlalu menyuka orang yang moody.

Kamu tahu, mood itu berasal dari perasaan. Itu tubuh kamu, hati kamu, perasaan kamu. Kenapa kamu bisa dikendalikan oleh mereka? Harusnya karena itu semua milik kamu, kamu pula yang seharusnya bisa mengendalikan mereka.



Bukan juga berarti melampaui kapasitas diri sendiri atau membuang drama sama sekali.
Saya tidak kuat. Hanya saja ingin bertahan hidup.

Late Post - PERMAHAMI

January 2014, and that's mean, yeah, saya lengser!!!

PERMAHAMI adalah Perhimpunan Mahasiswa Mikrobiologi, Himpunan Mahasiswa Jurusan Mikrobiologi, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, yang mana saya menjadi pengurus sudah 2 tahun belakangan ini dimana pada periode 2011/2012 (saya masih menjadi mahasiswa baru) sebagai staff Hubungan Masyarakat, dan pada periode 2012/2013 sebagai kepala departemen Hubungan Masyarakat (lagi). Nama kabinet untuk peride kepengurusan saya di tahun 2012/2013 adalah extremophile, diambil dari jenis mikroorganisme yang bertahan pada suasana ekstrem, baik pada ekstrem rendah maupun ekstrem tinggi.
Saya sudah lengser sejak Desember 2013 karena sudah diadakan PEMIRA untuk pemilihan ketua PERMAHAMI yang baru, namun untuk peresmiannya dan laporan pertanggungjawaban baru diadakan bulan Januari 2014.
Dan ini rekan-rekan saya di Pengurus Harian PERMAHAMI periode 2012/2013
 (Ipeh, Sashi, Lintang. Mbak Cancan, Mas Yoe, Mas Solekhan, Kang Yudi, Tari, Hervy, dan Icha)


Ini adalah acara semacam pembubaran Pengurus Harian, kita piknik, makan bareng-bareng dan tempatnya di taman sebelah tenggara jurusan Perikanan.


 (Ipheh, Icha, Mas Solekhan, Lintang, Tari, Mas Yoe)



(sedikit kehebohan di sekretariatan bersama PERMAHAMI saat kami datang membagikan makanan kami yang masih banyak tersisa dari acara makan-makan bersama kami)


Dan setelahnya, saya kembali ke kos Ipheh, karena tadi kami memasak sayur bersama untuk acara makan-makan ini. Sepeda saya, saya titipkan di sana. Dan, saya sampai di kos Ipheh sudah pukul 17.00 WIB dan saya sempatkan untuk menonton film horror (Women in Black) bersama Ipheh dan Dianah dan ternyata di luar sudah mulai gerimis. Karena letak kamar Ipheh di lantai 2, jadi bisa melihat pemandangan yang cukup bagus.






Foto-foto diatas saya ambil menggunakan aplikasi lomo camera di hape saya, dan ya, lumayan memuaskan kalau menurut saya.
Saya tidak bertahan lama di kos Ipheh, setelah maghrib saya pamit pulang, karena hujan, jadi saya menitipkan sepeda saya di kos Ipheh lalu saya meminta dijemput oleh kakak saya. Dianah juga akan pergi keluar, dan akhirnya kami mem-pause fil yang kami tonton, karena Ipheh tidak berani menonton film horror sendirian.
Dan yah, karena keesokkannya Ipheh dan Dianah pulang ke rumahnya di Jakarta dan saya juga pulang ke Purbalingga dalam rangka liburan semester, sepeda saya akhirnya akan menginap selama kurang lebih 1 bulan di kos Ipheh. Baik-baik ya~
Namun, pada kenyataannya, sepeda saya akan tidak baik-baik saja...
:(

Late Post - Tahun Baru 2014

Biasanya saya menghabiskan pergantian hari tahun baru di rumah, di Purbalingga dengan ritual saat menjelang pergantian tahun, saya dan ibu saya akan naik ke lantai dua di rumah dan menikmati suguhan kembang api di langit kota dari balkon. Ya, hanya itu rutinitas pergantian tahun di setiap tahunnya, dan tanpa lelah dan bosan, Ibu selalu menemani saya untuk sekedar melihat kembang api walaupun sebelumnya Ibu sudah tertidur di ruang keluarga, tapi Ibu pasti terbangun beberapa menit sebelum pergantian tahun.
Tetapi tidak untuk tahun ini. Tahun Baru kali ini sangat mengesankan. Ini pertama kalinya saya merayakan tahun baru di Yogyakarta.Ini dikarenakan saya masih dalam minggu-minggu UAS, dan kebetulan Bapak ada tugas ke luar kota, jadi Ibu dan Dek Andre bisa main ke Jogja selama beberapa hari.
Nggak ada rencana pasti untuk menghabiskan malam tahun baru atau saat sebelum dan sesudah pergantian hari. Mengalir begitu saja tanpa rencana apapun. Hanya keluar dari kos untuk jalan-jalan ke lapangan Universitas atau berbelanja di supermarket dan street market Sunday Morning di UGM. Hanya iseng menghubungi Om yang ada di Solo untuk menjenguk kami di Jogja, dan malah menjadi kenyataan berakhir dengan menyusun rencana menghabiskan waktu di hari pertama tahun 2014 dengan mataron main ke pantai.
Malam 31 Desember 2013, yang  biasanya hanya dihabiskan di rumah, dan niatan saya saya habiskan di kos saja, ternyata malah berakhir di parkiran pojok selatan kampus. Ada acara bebakaran yang karena hanya sedikit saja orangnya, ya, akhirnya saya datang untuk sekedar meramaikan, walaupun nggak sampai tengah malam. Dan jujur saja, ini pertama kalinya saya menghabiskan waktu bersama teman di penghujung akkhir tahun sebelum pergantian tahun baru. Dan menurut saya agak freak acaranya. Dimana kami menyiapkan jagung dan pembakarnya dan yang lain memainkan permainkan yang 'gila' menurut saya. Sebenarnya biasa saja, dan saya lupa apa nama permainannya, tetapi kalau sudah bercampur dengan hal-hal mesum dan menjijikan, itu menjadi freak, dan saya mengungsi membantu teman membakar jagung yang sama-sama freak juga. Kenapa? Karena ide cemerlang teman saya pada foto dibawah ini
Memang kejiwaan anak-anak mikro perlu dipertanyakan.. *sigh* 
Uh-oh, tetapi tidak dengan saya. Absolutelly, I'm normal. Believe it!
Dan ya, saya tidak bertahan lama di sana, mungkin hanya sampai jam 10 (saya lupa). Well ya, anak perempuan keluyuran sedangkan ada orang tua di kos, anak macam apa saya kalau malam-malam begitu belum ada di rumah atau di kos.

 Setelahnya, pukul 23.50, kami (saya, Ibu, Mas Agung, Dek Andre, dan Om (Mas) Endras) sudah nangkring dengan unyu di rooftop kos lantai empat. Ah, ya, FYI, kos saya itu kos campur, jadi saya bertetanggaan dengan kamar kakak laki-laki saya, but, alhamdulillah aman kok kosnya, isinya juga kebanyakan orang S2, bahkan sudah bapak-bapak. Perempuannya juga lumayan kok (lumayan berisik, rempong, dan ngeselin, hahaha...)
And guess what? Kembang apinya udah dinyalain sebelum pukul 00.00 bro~ itu kesannya mengurangi kekhidmatan pergantian tahun. Walaupun dari rooftop terlihat lautan kota Jogja, tapi dibandingkan dengan kota kecil tepat saya dibesarkan, Purbalingga, sungguh sangat disayangkan. Masih berkesan perayaan di Purbalingga, padahal jangkauan pemandangan langit di Purbalingga lebih sempit. Tapi di Jogja ini lebih hampa, padahal ada Ibu, seperti biasa, malah ditemani Mas Agung, Dek Andre, sama Om (Mas) Endras. Tapi nggak ada feelnya. Hambar. Dan sebenarnya saya sempat memfoto pemandangan malam kota Jogja saat pergantian tahun di rooftop, tapi entah bagaimana, tidak ada di hape, saya lupa, mungkin terhapus begitu saja karena jujur saja, hasil jepretannya juga kurang memuaskan. Banyak gelapnya. Hehehe...

Dan pada tanggal 1 Januari 2014, pagi-pagi (tidak terlalu) sekali, kami sudah siap-siap untuk maraton pantai kami. Niatnya sih hanya 2 pantai, tetapi ternyata kami endatangi 4 pantai di Gunung Kidul.
Kami mendatangi pantai Sepanjang - Krakal - Kukup - (dan saya lupa). Cuaca mendung dan hujan saat di perjalanan dan motor yang dibawa oleh Om saya -di mana saja digoncengkan- sempat oleng hampir saja jatuh. tetapi terbayarkan si dengan pemandangan yang kami dapatkan. Awal tiba di pantai memang masih gerimis, jadi kami sempatkan untuk berteduh sambil menyantap makan siang (yang terlalu cepat) kami. Lalu kami mendatangi 3 pantai lainnya hingga tak terasa sudah sore.











Dan sayangnya, walaupun begitu, kami tidak sempat menyaksikan sunset yang karena cuaca mendung dan kembali gerimis, namun juga karena terpaksa kami melanjutkan perjalanan pulang. Dan sudah sampai matahari tenggelam, kami masih berada di jalan dalam keadaan basah (lumayan) kuyup. Jadi, kami menyempatkan untuk makan malam di bukit bintang (yang terkenal itu). Haha.. Ini bukan pertama kalinya saya ke sini, tapi mungkin karena efek family picnic jadi kesannya sangat luar biasa, ditambah pemandangan lampu jalan kota Jogja di bawah bukit serta telepon dari Bapak yang menghanyutkan suasana.

Jumat, 28 Maret 2014

Late Post - The Meeting

Sebenarnya sudah banyak yang ingin dipost di blog dari awal Januari ini. Hanya saja karena awal Januari masih ada Ujian Akhir Semester dan pergantian kepengurusan HMJ jadi saya jarang buka blog. Sekalinya buka internet ya buat melanglang buana ke situs yang macem2 deh.. Dan mulai tanggal 14 Januari saya sudah libur sebenarnya tapi entah kenapa saya masih ingin menghabiskan waktu beberapa hari di Jogja sebelum pulang ke kampung  halaman (?), bukan, lebih pada tempat saya pulang, ehm, tepatnya tempat saya tinggal satu keluarga saya di sebelah barat provinsi Jawa Tengah. Dan ya walaupun saya beberapa hari liburan di Jogja, ndekem di kos-kosan tapi saya tidak menyentuh sama sekali blog saya. Malas, itu alasan besar saya. Haha... jangan ditiru dan bagaimana sifat saya yang satu itu sangat susah dihilangkan ^^.  Nah setelah agak bosan liburan di Jogja karena ada hal yang mengganggu saya, jadi saya pulang ke rumah saja deh dan juga karena akan ada acara Universitas Fair di kota saya, Purbalingga, dimana saya diharuskan datang oleh teman saya dengan alasan reuni, ya akhirnya saya pulang di hari pertama Universitas Fair dilangsungkan.
FYI, Universitas Fair ini sudah menginjak tahun kedua, Universitas Fair merupakan wadah bagi Universitas-Universitas tempat para pemuda dari Purbalingga menimba ilmu, untuk mempromosikannya kepada masyarakat luas terutama siswa-siswi SMA/SMK/MA. Pada tahun pertama saya sudah menjadi tim dalam pelaksana jadi tahun ini saya datang sebagai pengunjung saja. Saya datang ke Universitas Fair pada hari kedua atau hari terakhir pelaksanaan, hanya beberapa teman satu angkatan saya selama SMA yang berhasil saya temui karena ternyata Universitas Fair sangat ramai saat hari pertama, sedang untuk hari keduanya yah lumayan ramai kalau boleh dibilang tapi terkesan sepi.
Karena untuk stand UGM digabung satu tempat sama universitas lain yang sama-sama dari Yogyakarta dan disana hampir sebagian besar adek-adek angkatan tahun 2012 sama 2013 ya sudah lah, saya berakhir dengan kekacauan yang teman-teman angkatan saya buat.
 (Saya, Febi, Vian, Anas)
(Dika, Eno, Okta, Mamo)

(Dika, Akrom, Hari, Mamo, Okta, Nanda, Donny, Leli, Tyas, Saya, Vian)

Dan setelah nggak jelas apa yang dilakukan teman-teman saya, akhirnya saya menyambangi stand STAN soalnya ada kakak saya. Saya kira, saya hanya akan say hi ngobrol sana-sini sebentar terus pulang, tapi ternyata selain kakak saya yang memang saya niatkan untuk bertemu ternyata ada kakak saya yang satunya, yang membuat saya kaget dengan kehadirannya sudah sedari pagi dia membusuk bersama kakak saya.
Sebelum menyambangi kakak saya, di kerumunan teman-teman satu angkatan saya, saya bertemu dan ngobrol dengan teman-teman cukup dekat (saya rasa). Dan hati saya membuncah karena di awal saya mendekati stand, saya disambut langsung oleh dua kakak saya, kyaaaa.... Moment yang sangat amat langka dan spesial karena moment itu terakhir kali sebelum ini mungkin hampir 4 tahun silam. Dan rencana awal saya berubah, saya bertahan di stan itu berbaur dengan teman-teman dari STAN sampai akhir acara, bantu-bantu beberes juga. Dan kerjaan saya di stand itu hanya dibully dan ngerecokin kakak-kakak saya di sana. Sangat susah cari moment seperti ini lagi dan penyesalan yang datang belakangan adalah saya tidak memanfaatkan waktu dan moment yang ada untuk foto-foto lebih banyak. Hanya satu foto saja yang berhasil diabadikan, dan jujur saja saya sangat suka foto itu tapi juga tidak terlalu menyukainya karena wajah saya di sana terlihat menyeramkan. Ah! Ya, saya menyesal. Bahkan saya tidak mengambil foto saya dengan dua kakak saya itu. Ya sudah lah, kalau memang ditakdirkan, suatu saat nanti saya pasti punya foto kami bertiga kok. Walaupun entah kapan. Ya, semacam ikrar janji pada diri sendiri, walaupun nantinya atau sebentar lagi benar-benar akan totally dipisahkan dengan jarak, kesibukan sendiri-sendiri, yang membuat saya sadar, kalau dunia kami sekarang amat sangatlah berbeda, kami pasti bisa untuk masih menjaga komunikasi kami. Ya, saya janji pada diri saya sendiri!!
(Mas Budi, Mas Bara, Saya, Mas Angga, Mas Yoko)




Sabtu, 04 Januari 2014

Aku suka Jogja kalau hujan.




Bau tanah kena hujan itu enak, seperti semangka.

(sweet present) A God Gifts?

Well.. saya termasuk orang yang punya banyak teman laki-laki karena entah kenapa saya cenderung lebih nyaman kalau berteman dengan manusia berbeda gender dengan saya tersebut dan kakak ketemu gedhe saya juga banyak, ya kebanyakan laki-laki. Eits, maksud kakak ketemu gedhe disini bukan berarti yang kalian pikirkan ya, saya baru tahu kemarin-kemarin dari kakak tingkat saya kalau artinya itu bisa dibilang hubungan yang menjurus tanpa status berkedok "kakak-adik", yah memang hubungan saya dengan kakak-kakak laki-laki saya selain kakak laki-laki kandung saya bisa terbilang seperti itu, tapi hanya sebatas hubungan "kakak-adik kandung", beda feeling sama pernyataan dari kakak tingkat saya itu, mungkin karena saya dikelilingi banyak laki-laki di hidup saya semenjak kecil, kakak kandung saya laki-laki, adik kandung saya laki-laki, saya termasuk perempuan 'anak bapak', saudara sepupu saya hampir semua laki-laki, saudara sepupu terdekat saya yang perempuan hanya satu jadi ya saya kebablasan nyaman berteman dengan laki-laki. Tapi teman perempuan saya bisa dibilang cukup banyak juga kalo hanya untuk 'say hi' saja apalagi di kampus, terlepas saya hafal namanya atau tidak. Sohib saya juga alhamdulillahnya perempuan, 3 orang.

Tapi sedekat-dekatnya saya dengan gender laki-laki yang berteman dengan saya, baik dari yang usianya diatas saya, sepantaran dengan saya, bahkan berondong (hahaha....) alias usianya dibawah saya, hanya ada 2 orang yang saya sepantarkan dengan posisi kakak kandung saya. Kalau saya bilang, sampai saat ini, posisi itu adalah posisi atau kedudukan tertinggi yang bisa di'jabat' oleh orang yang berada di luar lingkaran silsilah keluarga besar saya. Pasti banyak yang bertanya-tanya tentang kedudukan seseorang sebagai pacar ya? Hm, saya merupakan perempuan yang memegang prinsip, "cukup satu pacar dalam hidup saya" dalam arti lain pacar itu ya nantinya suami saya (insya Allah). Dekat dengan laki-laki bukan berarti menargetkan dia sebagai calon pacar, we're just a friends, itu prinsip saya. Ya bisa dikatakan dua orang laki-laki dengan kedudukan setara kakak kandung saya itu, melebihi pacar kalau dihubungkan sama maraknya status itu di jaman sekarang, entah mungkin banyak yang beranggapan hubungan tanpa status, tapi di mata saya, statusnya jelas, they are my big brothers. Dan saya juga berkeyakinan, kehadiran saya dalam kehidupan mereka berdua just his sister, tidak lebih, atau hanya sekedar teman, mungkin.



an amazing gift that God has given for me?
yes, they are my brothers. in the past, right now, and into the future, they will always, remain and continue to be my big brothers, whatever the circumstances in the future, and forever.
and yeah, hopefully there will be no someone who would be jealous of me because "this" in the next time (can I laugh? oops, sorry! Hahaha~)


ma brothers..
make pinkie promise with me, can you?





Jumat, 03 Januari 2014

Introduction

ini untuk yang pertama kalinya saya menulis di blog saya yang baru. sebenarnya sudah lama saya bikin satu blog tapi sudah lama pula saya tak bisa membukannya, jadinya saya bikin yang baru lagi. dan juga karena blog saya yang terdahulu terlalu berlebihan mengingat darah muda saya masih besar bergejolak, atau kalau bahasa sekarangnya itu disebut alay atau lebay. dan semoga saya sering publish segala hal di blog saya ini.